Tuesday, January 27, 2009

The History about Conflict of Palestine-Israel

Pada bulan Januari 2009 ini serangan rezim zionis Israel ke Gaza
atas bangsa Palestina sudah berlangsung lebih dari dua pekan (27 Desember 2008). ~meskipun sekarang ada kesepakatan untuk gencatan senjata, namun terkadang masih saja ada rudal yang di arahkan ke kawasan Palestina~.
lebih dari seribu orang sipil Palestina tewas menggenaskan, sedangkan ratusan
lainnya luka-luka. Kutukan atas serangan tersebut berdatangan dari
berbagai negara, namun sayangnya Amerika Serikat ternyata mem-veto
resolusi PBB atas serangan Israel ke Gaza tersebut
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah lebih dari 31 tahun ketika pada
tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil
merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria),
Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian
sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan
tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara
faksi-faksi di Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai
pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar
belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.

2000 SM – 1500 SM
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s.
(bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s.
yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil,
Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh)
orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang
oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik
membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan
Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara
Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub
A.s.) membesar.

1550 SM – 1200 SM
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi
negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang
asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa
Israel diturunkan statusnya menjadi budak.

1200 SM – 1100 SM
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di
gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada
Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika
bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir
menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki
tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa,
kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada
orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama
Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya
duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja
di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s.
disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang
paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil –
tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga
orang-orang Yahudi.

1000 SM – 922 SM
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut,
Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan
raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai
Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran
Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua
garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud
A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun
dibangun.

922 SM – 800 SM
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang
berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua,
yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan
bernama Yehuda beribukota Yerusalem.

800 SM – 600 SM
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka
kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan
kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil,
dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang
seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa
nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka
bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.

600 SM – 500 SM
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia .
Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak
mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan
dipenjara di Babylonia.

500 SM – 400 SM
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.

330 SM – 322 SM
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan
hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi
bahasa resmi Israel , sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa
Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.

300 SM – 190 SM
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.

1 – 100 M
Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan
penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi
(dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib),
ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa
tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.

100 – 300 M
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan
area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora
ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah
kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya
Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan
sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.

313 M
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.

500 – 600 M
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke
semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah),
kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika
terjadi perang antara Romawi dengan Persia .

621 M
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram
di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke
Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem
sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa
dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram
di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi
kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram,
Makkah.

622 M
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang
selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa
Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal
dengan “Piagam Madinah”.

626 M
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti
melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab
Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau
diusir.

638 M
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina
dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk
Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan
khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.

700 – 1000 M
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di
dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang
sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya
adalah orang Yahudi.

1076 M
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan
kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat),
pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan
mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187
M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat
Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.

1453 M
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah
khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara
Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan
Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.

1492 M
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista) .
Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi
pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma
diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah
khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia . Pada 1992 Raja Juan Carlos
dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas
holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak
permintaan maaf kepada umat Islam).

1500 – 1700 M
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama
/ gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya
kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera
dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina,
tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh
semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel.
Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari
kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.

1529 M
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/ imperialisme
serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung
Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi.
Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah
dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka
jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan
bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang
dan bercerai-berai.” (QS 9:25).

1798 M
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi
tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih
di bawah Khilafah.

1831 M
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan
nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di
Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme
yang menular begitu cepat di tanah Arab.

1835 M
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan
sekolah Yahudi pertama di sana . Sponsornya adalah milyuder Yahudi di
Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama
kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.

1838 M
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.

1849 M
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu
jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948
jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.

1882 M
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung
agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat
itu.

1891
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut
dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat
itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at
Bosporus ). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat
membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang
jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang,
sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim
Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan
jalur kereta tersebut dihancurkan.

1897 M
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta
Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah
sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk
hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis
menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada
“tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir
menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres
itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan
penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa
diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl
berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang
direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.

1916
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia)
dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram
wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara
mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat
kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan
Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan
yang lebih besar).

1917
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi
Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa
Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu
pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa
(cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai
Palestina.

1938
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang
keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi
Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan
ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar
negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum
intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun
setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai
banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.

1944
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan
politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika
mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya
pribumi Arab dari sana .” Kondisi Palestina pun memanas.

1947
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .

1948, 14 Mei.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim
Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan
agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga
jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania , Syria ,
Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun
mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah
memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang
antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para
pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat
Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka
Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.

1948, 2 Desember
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan
dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina.
Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim
10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan
karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup
dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta,
akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.

1956, 29 Oktober
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai
terusan Suez . Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan
baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan
kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat
belum siap.

1964
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) .
Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa
Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah
Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.

1967
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih
pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir),
dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).
Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena
dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan
Intelijen Pusat milik USA ). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu
membalas serangan Israel , karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang
dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di
udara.

1967, Nopember
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah
penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6
hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara
adil masalah pengungsi Palestina.

1969
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.

1970
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat
Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun
dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka
akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya
PLO pindah ke Libanon.

1973, 6 Oktober
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi
Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal
dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel
tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa
berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel , namun tidak
siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup
keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.

1973, 22 Oktober
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan
senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur
Tengah.

1977
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat
Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia
menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai.
Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini,
belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.

1978, September
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai
AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina
di wilayah-wilayah pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem
Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak
perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi
versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi
versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib
memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak
menguntungkan pihak Israel .

1980
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.

1982
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di
Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini
tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS.
Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman
atas instalasi militer dan sipil di Iraq , Libya dan Tunis .

1987
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang
tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak.
Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai
aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.

1988, 15 Nopember
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair.
Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem
Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser
Arafat.
Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud
Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina
beranggotakan 500 orang.

1988, Desember
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak
langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi
PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di
pengasingan di Tunis.

1991, Maret
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.

1993, September
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel
berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto
Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu
dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di
Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab ( Saudi Arabia ,
Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir
dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai
perjanjian dengan Israel , PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti
Israel . Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan
Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.

1995
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di
Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang
shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel , laki-laki maupun
wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan
Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat
Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha
perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan
Israel sebagai “ Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu
(bisa hidup damai).”

1996
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai
kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu
mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak
adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di
dalam Israel . Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru
(pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke
Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang
ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill
Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk
“mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab
tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini memfatwakan
jihad terhadap Israel . Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan
Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga
hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan
pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan
sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.

2002 - Sampai sekarang
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang
diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat
pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun
dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah
rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana
Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel
menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan
militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di
sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan
mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan
kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan
kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.” Pemerintah Israel
berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim
bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya
berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat
satu-satunya ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan
tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan
situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini”

Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di
Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri
Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit –
berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk
menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai
hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian
yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa
sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia
mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka.
Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas,
menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya
di tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak.
Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat
baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang
baru terpilih.

Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke Gaza
(27/12/2008) , sudah terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua
belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup
tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga
pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat
pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.
Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin
Netanyahu berutur-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih
berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud
Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah,
Jihad Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina
adalah Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya. Dan gambar peta
yang menggambarkan hilangnya tanah Palestina yang
dicaplok oleh Israel sejak tahun 1946 sampai dengan tahun 2000. Lihat
posisi Gaza yang terjepit di daerah kekuasaan Israel .

No comments:

Post a Comment